Sudah lama saya mencari novel-novel karangan Agatha
Christie. Di Surabaya memang sudah banayak cetakan demi cetakan buku hasil
karangan beliau namun hanya ada 2 yang membuat saya penasaran setengah mati.
Yang pertama Ten Little Indians (and
Then There Were None), yang kedua adalah Murder on The Orient Express. Anehnya setiap kali saya menginjakkan
kaki di toko-toko buku selalu saja hasil temuan saya sama. 2 rekaan Agatha
Christie yang saya sebut tadi selalu dinyatakan 0 dalam gudang mereka
masing-masing.
"I have made enough money to satisfy both my needs and my caprices. I take only such cases now as interest me, and to be frank, my interest in your case is, uh... dwindling." Hercules Poirot
Tidak tahan lagi untuk mencarinya di Surabaya yang katanya
kota terbesar nomor 2 di Indonesia akhirnya saya memutuskan untuk menikmati
saja hasil adaptasi salah satu karangannya, Murder on The Orient Express melalui film yang bejudul sama yang
dirilis pada tahun 1974. Dapat dikatakan film ini berhasil mengumpulkan aktor
dan aktris berkualitas pada eranya. Salah satu contoh adalah terlibatnya Sean Connery yang terkenal lewat aksinya
dalam memerankan agen rahasia yang sampai saat ini masih memliki fans luar
biasa, James Bond.
Murder on The Orient Express dibuka dengan sebuah highlight
mengenai kejadian yang menimpa keluaraga Armstrong. Gadis kecil bernama Daisy
Armstrong diketahui diculik dan dibunuh oleh seseorang yang tak dikenal yang membuat frustasi ayah dan ibunya hingga
akhirnya mereka berdua bunuh diri. Cerita beralih 5 tahun kemudian, Hercules
Poirot akan melakukan perjalanan dari Istanbul menuju ke negara asalnya
Inggris. Dalam kereta bernama Orient Express tersebut pembunuhan terjadi pada
salah satu penumpangnya, Mr. Ratchett yang membuat bingung insinyur kereta api
nya karena kereta tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu belum lagi longsor salju
yang menghadang rel kereta api tersebut memaksa Charles Poirot harus memecahkan
kasus tersebut didalam kereta yang berisi 12 penumpang itu.
"Ohhhh, if you must go woof-woof, kindly go woof-woof not to windward, but to leeward. Help him, Pierre." Hercules Poirot
Saya tidak tahu apakah dalam thriller-thriller jaman dulu
memang seperti ini adanya atau bagaimana namun untuk sebuah film detektif,
Murder on The Orient Express memang menyenangkan untuk ditonton terlebih lagi
melihat akting juara Albert Finney yang memerankan Cherles Poirot yang aneh bin
ajaib. Tapi tidak dalam membangun ketegangan layaknnya film-film thriller pada
waktu itu (karya Alfred Hitchcock misalnya), Murder on The Orient Express
cenderung datar dalam menggiring penontonnya untuk mengetahui misteri dibalik
kematian Mr Ratchett sehingga ketika semua diungkap diakhir saya hanya berkata
dalam hati “oooohhh.”
Saya akui pengungkapan fakta mengenai kasus tersebut hingga
saat ini belum ada duanya. Konklusinya itu sangat orisinil dan tentu saja
pujian saya layangkan pada penulis novelnya, Agatha Christie namun yang membuat
saya sedikit terganggu adalah solusi yang ditawarkan oleh Charles Poirot kepada
pelakunya yang membuat saya berpikir “Udah? Gini aja nih?”
"If all these people are not implicated in the crime, then why have they all told me, under interrogation, stupid and often unnecessary lies? Why? Why? Why? Why?" Hercules Poirot
No comments:
Post a Comment