Bandar narkoba. Tema ini akan selalu menarik untuk difilmkan mengingat narkoba merupakan komoditas kriminal yang (mungkin) paling mahal. Dari anak-anak jalanan sampai mafia berkerah dengan dasi kupu-kupu kelas atas pasti akan terlibat oleh bisnis kriminal yang paling cepat perputaran uangnya ini (mungkin).
Tema ini pula yang diangkat Denis Villeneuve. Sutradara yang berhasil dengan Incendies, Prisoners, Enemy. Apa persamaan ketiga film ini? Ketiganya merupakan thriller. Thriller yang sedikit melenceng dari tujuan untuk membuat penonton tegang malah menuntut penontonnya ekstra sabar dengan tempo cenderung lambat. Namun tempo lambat bukan masalah bagi para penggemar film Denis. Lihat saja rating dari IMDB dan Rotten Tomatoes yang tidak pernah menyentuh papan bawah.
Jadi di Sicario ada Kate Macer, officer wanita spesialis penggerebekan FBI yang tiba-tiba dipanggil oleh Matt Graver, anggota keamanan negara setingkat diatas FBI untuk bergabung dengan timnya. Tujuannya satu, menangkap bandar narkoba paling diburu di Mexico, Fausto Alcaron. Ditemani Alejandro yang misterius, Kate pun mengiyakan ajakan Matt yang ternyata lebih dari operasi penggerebekan seperti biasanya.
Sempat kaget trailernya berkeliaran di bioskop (dengan kata lain pertanda bahwa filmnya akan masuk ke Indonesia), membuat saya kegirangan. Pasalnya jaringan bioskop yang so-called terbesar se Indonesia itu jarang sekali memasukkan film festival seperti ini dengan alasan pangsa pasarnya tidak sebanyak film Marvel (you don't say).
Sicario salah satu yang terbaik tahun ini. Memang perlu penyesuaian bagi penonton yang tidak terbiasa dengan karya Denis Villeneuve. Tapi sekali lagi Sicario membuktikan bahwa tempo lambat tidak akan membuat tidur ketika sang sutradara terus menjaga intensitas tiap lembar adegannya sampai film selesai dengan musik pengiring Johann Johansson yang minimalis namun mendebarkan itu.
Selain itu ketiga pemain utamanya juga menjadi poin penting di film ini. Ambiguitas moral yang dialami Emily Blunt, karakter Josh Brolin yang menggambarkan the world as it is now, dan scene stealer tahun ini, Benicio Del Toro, yang tidak banyak bicara, misterius, mematikan dan penuh dengan sejarah kelam. Semuanya menyatu dengan arahan Denis dan skrip Tyler Sheridan.
Skrip yang ditulis Tyler Sheridan mungkin tidak pernah mengeksplor lebih dalam karakter utamanya Kate yang diperankan Emliy Blunt. Namun Tyler sukses menyajikan perspektif global terhadap Amerika Serikat yang bekerja arogan di luar wilayah yurisdiksinya. Dan menantang penonton untuk berpikir, benarkah cara yang dilakukan karakter yang dimainkan Josh Brolin untuk melakukan semua operasi ini. Kita harus menciptakan sebuah kekacauan untuk menertibkan kekacauan itu sendiri?
No comments:
Post a Comment