Thursday, May 22, 2014

Review: X-Men: Days of Future Past (2014)


Selamat datang musim panas 2014. Dalam jadwal kalender film global mungkin saya agak telat karena Captain America: The Winter Soldier sudah membukanya awal april lalu atau terbangunnya sang King of Monsters dari tidur panjangnya selama 16 tahun. Bagi saya film yang berpredikat sebagai film musim panas paling ditunggu di situs tomatbusuk inilah yang akan menjadi pembuka musim panas saya 2 bulan kedepan.

"It's going to take the two of us, On a different path, a darker path." Erik Lehnsherr

Dibalik predikat tersebut memang ada beberapa elemen yang memang layak ditunggu. Kembalinya sang sutradara yang dianggap handal menangani film X-Men, Bryan Singer. Kemudian meleburkan bintang-bintang X-Men lawas garapan Singer hingga pemain First Class ke dalam satu film yang rasanya mustahil karena saking semrawutnya timeline franchise ini. Yang terakhir adalah assemble cast yang luar biasa besar yang menurut saya sudah mengalahkan The Avengers. Terlepas dari tuduhan pelecehan seksual terhadap sang sutradara menjelang perilisannya. Semua atensi, pikiran, dan mata para comicgeek & moviegeek sudah tidak bisa berpaling pada sekuel ini.

"I don't want your suffering! I don't want your future!" Charles Xavier

Kali ini diceritakan jauh di masa depan, bumi yang ditempati para mutan & manusia menjadi tempat yang tidak menyenangkan untuk dihuni atau malah dihindari karena adanya Sentinel, robot-robot pemusnah mutan yang diciptakan oleh Bolivar Stark dari Trask Industy di masa lampau. Dari kumpulan mutan yang tersisa disitu ada gerombolan Profesor X dan Magneto yang sedang dalam pelarian menghindari serbuan Sentinel.

Ditengah pelarian itulah Profesor X mencetuskan sebuah ide untuk mengendalikan situasi yang sudah sangat kacau. Maka diutuslah Wolverine untuk kembali ke masa lalu dengan bantuan Kitty-Pride untuk mencegah produksi massal Sentinel oleh Bolivar Stark yang rupanya terkait erat dengan salah satu anggota X-Men First Class, Mystique.

"You'll need me as well... side by side to end this war, before it ever begins." Erik Lehnsherr

Simon Kinberg, Matthew Vaughn, dan Jane Goldman adalah orang-orang yang patut kamu ucapkan terima kasih karena naskahnya yang begitu rapi disusun dari awal serta dengan arahan Bryan Singer yang berpace cepat sehingga tidak membuat bosan penonton. Sekuel X-Men ini memang menaruh porsi besar pada kedalaman plotnya yang sangat cerdas mencampurkan sejarah kelam Amerika dan franchise X-Men sendiri sehingga tidak terkesan direkayasa. Yes, I'm talking about The John F. Kennedy Killing. Di naskah besutan ketiganyalah kamu juga akan menemukan kekompleksitasan hubungan antara Charles Xavier dan Erik Lehnsherr baik di masa depan maupun masa lampau.

Naskah yang sudah tergarap bagus itu kemudian disokong dengan kinerja para pemainnya yang gemilang. Memang ada sedikit ketimpangan antara member 'lama' yang hanya tampil sebentar dibandingkan dengan member 'baru' yang punya jatah screentime lebih banyak tapi tidak membuat keputusannya tersebut terkesan tebang pilih. James McAvoy, Michael Fassbender, Jennifer Lawrence, The Immortal Hugh Jackman adalah orang-orang yang berhasil membangun sebuah hubungan yang rumit lewat karakter-karakter yang mereka mainkan. Sementara para member 'lama' seperti Patrick Stewart, Sir Ian McKellen, Ellen Page sampai Halley Barry walaupun dikurangi masa tampilnya di layartetap memberi andil dalam cerita. Sang Villain utama, Peter Dinklage sukses membawakan Bolivar Trask yang annoying walu tidak diceritakan ada apa dibalik keinginannya memusnahkan mutan.

"What's the matter, baby? Don't you think I look prettier like this?" Raven

Dengan porsi besar pada ceritanya bukan berarti X-Men mengurangi kualitas action sequencenya. Bryan Singer mengarahkan adegan aksinya dengan berbagai cara untuk membuatmu mengeluarkan reaksi yang berbeda setiap menitnya. The slow-mo Quicksilver scene, The shut-everybody-up moment, The flying stadium. Those are worth the money you're spending on.

Meski tidak dijelaskan secara pasti tentang rentang waktu masa depan dan masa lalu nya yang sudah saya sebut mengenai timeline franchise X-Men diatas, tidak bisa menghilangkan penilaian saya bahwa ini adalah film terbaik dari seluruh saga X-Men yang pernah dibuat.

"Patience isn't my strong suit." Logan

Nb: Jangan beranjak dari kursi studio karena tepat saat credit title berakhir, akan ada penampakan musuh besar X-Men yang akan ditampilkan untuk sekuel selanjutnya 2016 nanti

No comments:

Post a Comment