Sunday, May 1, 2016

Review: Ada Apa Dengan Cinta? 2 (2016)



14 tahun yang lalu saya masih duduk di bangku kelas 2 SD. Belum tau soal film, musik atau hal-hal apapun yang sekarang menjadi hobi saya. Karena keterbatasan umur dan lain sebagainya film Indonesia yang waktu itu saya tonton adalah Petualangan Sherina. Namun bagi mas dan mbak yang sudah abg waktu itu sudah dibuat heboh dengan film Ada Apa Dengan Cinta? Terlalu hype nya film tersebut, kabar nya sudah didengar anak-anak SD.


14 tahun kemudian tepatnya kemarin subuh jam 5 pagi, saya memutuskan untuk menonton Ada Apa Dengan Cinta? dan akhirnya mengetahui alasan kenapa orang-orang begitu mengagumi film arahan Rudi Soedjarwo tersebut. Kalau tak salah waktu itu pun Indonesia sedang dahaga film-film berkualitas. Jadi rasanya wajar jika Ada Apa Dengan Cinta? berhasil membetuk sebuah komunitas penggemar besar secara tidak langsung di Indonesia. apalagi ketika Mira Lesmana dan Riri Reza memutuskan untuk membuat sekuelnya yang diawali dengan iklan chat app populer yang membuat generasi 2000 an orgasme.


14 tahun berlalu, Cinta, Karmen, Milly dan Moura telah dewasa dengan cerita kehidupan masing-masing. Cinta telah dilamar, Karmen yang terjerembab obat-obatan terlarang, Milly dan Mamet yang menikah dan mengandung, dan Moura yang tetap high maintenance namun telah mempunyai keluaraga besar dengan suaminya. Alya? Lihat sendiri aja ya! Selepas Karmen selesai menjalani rehab, Cinta dkk berencana untuk liburan ke Yogyakarta sebelum Cinta menikah dengan tunangannya Trian. Sementara Rangga masih terjebak sebagai orang asing di New York sebagai kolumnis media cetak dan cafe owner.


Ada Apa Dengan Cinta? 2 mungkin tak mempunyai materi cerita yang kelewat wah kalau tidak mau dibilang cheesy. Apalagi ending nya. It's a story about a true-love waiting to happen. Sumpah cheesy abis. Tapi ada banyak hal yang menutupi ke-cheesy-an itu. Yang pertama jelas chemistry. Memelihara chemistry itu susah. Apalagi ada jeda 14 tahun. Bersyukur Riri Reza mampu mengeluarkan vibe tiap karakternya terutama dari Dian Sastro dan Nicholas Saputra. Ada perasaan menyenangkan sekaligus nostalgic-sense ketika Cinta nangis dan ketawa bareng dengan teman-temannya.  Tapi tidak satupun chemistry yang mampu mengalahkan chemistry Rangga-Cinta. Pergerakan kamera yang berhasil mengkap semua gerak/detail/mimik kecil mulai gerak mata sampai senyum kecil yang blur sekalipun ketika Rangga dan Cinta berinteraksi. Seperti membangun gedung yang telihat kokoh namun dengan pondasi rapuh dan kita tahu itu bisa roboh kapan saja. Ada Dengan Cinta? 2 jelas tak bisa melebihi film pertamanya yang legendaris. Ini hampir terlihat seperti gimmick untuk penggemar nya yang rela menunggu menggantungnya closure cerita Rangga-Cinta 14 tahun yang lalu.


No comments:

Post a Comment