Thursday, June 19, 2014

Review: Orange is The New Black Season 2 (2014)


Mereka kembali! Gerombolan perempuan dengan level estrogen melebihi perempuan pada umumnya. Saya tidak bercanda ketika mengatakan demikian karena memang mereka adalah perempuan-perempuan 'liar', kocak namun juga tak segan membuatmu mengeluarkan rasa simpati seperti yang dialami jutaan penontonnya tahun lalu. 

"Bitches gots to learn." Piper Chapman

Setelah musim lalu yang saya akui Orange is The New Black adalah sebuah serial yang yang jarang saya temui (maklum referensi saya masih sedikit). Black humor dengan penjara sebagai set nya lengkap dengan jajaran pemeran wanita terbaik yang pernah saya tonton dalam sebuah serial menjadikan OITNB sebagai salah satu serial favorit saya sepanjang masa sejak 2013.

Melanjutkan cliffhanger yang ditinggalkannya pada musim pertama, OITNB mengawali season 2 dengan sang karakter utama Piper Chapman di transfer ke penjara Chicago untuk mempersiapkan diri menghadapi persidangan pertamanya guna mendapatkan testimoni ditemani patner-in-crime nya Alex Vausse. Tak disangka Alex Vausse yang berperan sebagai otak drug cartel yang dijalankannya malah berhasil melenggang bebas sementara Piper tetap mendekam dalam penjara.

Di sisi lain, Litchfield, penjara tempat teman-teman Piper ditahan kedatangan 'tamu' baru bernama Vee Parker yang tak lain dan tak bukan adalah mantan majikan Taystee serta memiliki sejarah gelap sendiri dengan salah satu tahanan bernama Red.


"That one was always so rude!" Rosa

Jenji Kohan selaku penulis utama serial yang ditayangkan di situs netflix ini masih mempertahankan kekuatan utamanya. Masih ada flashback-flashback emosional antar penghuni tahanan yang berpadu dengan baik dengan plot utamanya. Karakter yang belum sempat unjuk gigi di musim pertama seperti kejar setoran mengisi plot mereka masing-masing. Bukan berarti saya tidak peduli dengan yang lain tapi saya ingin merekomendasikan satu flashback karakter benama Rosa yang mungkin akan membuat matamu berkaca-kaca.

Selain itu OITNB berani memasukkan karakter antagonis baru yang dipernakan Lorraint Toussaint ke dalam cast yang sudah begitu padat tanpa terkesan riuh dan dipaksa. Malah sebenarnya konflik yang menengahkan nama Vee adalah plot utamanya musim ini dengan subplot-subplot lain seperti konspirasi pejabat penjara, kisah asmara Daya-Bennett, serta sang 'malaikat' yang giginya habis dirontokkan Piper membentuk sebuah komunitas 'Safe Place' yang semuanya dapat berbaur menjadi satu keutuhan yang saling menghidupkan satu sama lain.

Ironis memang ketika sang karakter utama serial, Piper sendiri tidak mendapat jatah banyak untuk mengembangkan karakternya setelah dikhianati Alex Vausse di awal episode karena memang skripnya tidak memadai untuk karakternya.

Terlepas dari itu Orange is The New Black season 2 tetap merupakan sebuah wadah bagi para perempuan ini lari dari kerasnya dunia yang dibawakan secara kocak, sensitif, sedikit ofensif tanpa kehilangan sentuhan human dramanya.


"You're tougher than woodpecker lips. You'll be okay." Nicky

4 comments:

  1. udah selesai ya season 2 nya ? cepet juga ya..
    ada nyobain season 1 nya kemarin2..cuma entah kenapa ga merasa connect..jadi ga selesai dah sampe akhir..

    menurutku Broadchurch punya ensemble cast yang lebih baik dari OITNB ..tapi kembali ke selera masing-masing kali ya

    sayangnya underated..padahal menurutku bagus banget tuh broadchurch

    ReplyDelete
    Replies
    1. Broadchurch udah nonton sih emang ini thrillernya udah langka.Tapi kalo cast rasanya nggak sampe sebegitu nyolok kecuali yang duo polisi itu.

      Kalo OITNB ini mereka punya perempuan-perempuan yang masing-masig karakternya punya cerita yang kuat ditambah mainnya apik juga. Jarang juga perempuan dimasukin kke genre komedi penjara

      Delete
  2. Bahas lagi dong ttg oitnb season 4..

    ReplyDelete
  3. Ya saya juga menikmati serial tv OITNB ini walapun ga ada subtittle indonesianya ����

    ReplyDelete