Wednesday, March 12, 2014

Review: True Detective Season 1 (2014)


Selesai sudah rangkaian penampilan memukau Matthew McConaughey sepanjang tahun 2013 sampai akhirnya ditutup melalui serial misteri keluaran HBO ini. Saya pikir True Detective adalah ajang Matthew McConaughey untuk membuktikan dirinya serta mengingatkan kepada khalayak umum setiap minggu bahwa dirinya adalah aktor yang saat ini layak diperhitungkan di Hollywood hingga mampu memenangkan Oscar.

Rust Cohle dan Martin Hart adalah partner di Divisi Investigasi Kriminal. Pada tahun 1995 keduanya sedang menyelidiki sebuah kasus pembunuhan misterius yang terjadi. Sesosok gadis telanjang ditemukan tewas mengerikan ditengah ladang jagung dibawah pohon rindang yang menggegerkan Texas karena ditemukan pula atribut-atribut berbau mistis disekitar mayat tersebut.

"Remember what I said about the detective's curse? The solution to my whole life was right under my nose." Martin Hart

Dan saat kasusnya telah dianggap selesai oleh pihak kepolisian setempat dan keduanya telah berhenti dari dunia kepolisan, muncul 2 orang polisi yang memanggil keduanya untuk mengambil statement tentang kasus tahun 1995 tersebut sampai Rust Cohle harus diberhentikan pada tahun 2002. Mau tidak mau Rust dan Martin haru membuka lagi lembaran-lembaran kelam yang terjadi terkait dengan pembunuhan itu.

Nic Pizzalatto sebagai kreatornya telah sukses membuat jalinan cerita True Detective dari epsiode pilot hingga akhir berada dalam pace yang konsisten menjaga penontonnya agar tetap terpaku dengan ada misteri apa dibalik pembunuhan mengerikan tersebut didukung dengan atmosfer suram yang dibangunnya. Namun sebenarnya yang menjadi nilai plus adalah kekuatan chemistry antara Woody Harrelson dan Matthew McConaughey.

Woody Harrelson tampak tidak menemui kesulitan yang berarti memainkan karakter Martin Hart sebagai polisi yang berkeluarga bahagia, mudah bergaul, karena terlalu 'gaul'nya itu pula kehidupan pernikahannya terancam diambang perceraian karena kenakalannya.
Sementara Matthew McConaughey mempertontonkan akting kelas wahidnya sebagai rekan Martin Hart yang sebenarnya berbeda ideologi, tanpa emosi, misterius serta bukan pemeluk agama yang taat semacam atheist-ish. Lihatlah perbedaan kedua karakter ini yang sungguh bertolak belakang namun lewat chemistry penuh konflik yang dihadirkan keduanya tenyata bekerja dengan baik.

"I don't sleep, I just dream." Rust Cohle

Adapun kelemahan True Detective adalah penulisan plot untuk karakter Rust Cohle. Dari awal episode Nic Pizzalatto sudah mengimpresi penonton untuk membuat sebuah pemikiran 'ada sesuatu yang salah dengan karakter Rust Cole ini.' Namun ketika True Detective hampir mendekati konklusinya tidak ada jawaban yang benar-benar memuaskan saya tentang karakter yang gerak-geriknya penuh misteri ini.

Selebihnya True Detective adalah crime misteri yang tidak layak untuk anda lewatkan begitu saja karena akting 2 aktor utamanya serta Nic yang tetap membungkus rapat semua misterinya hingga akhir. Sempatkan pula untuk menonton 6 minutes tracking-shot di episode 4 yang sangat seru itu.

"It was all the same dream, a dream that you had inside a locked room, a dream about being a person. And like a lot of dreams, there's a monster at the end of it." Rust Cohle

2 comments:

  1. All hail to rust..ngisap rokok doeloe..*salam kenal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. All hail the yellow king. Salam kenal balik :)

      Delete