Wednesday, January 22, 2014

Review: Her (2013)


Spike Jonze baru menghasilkan 4 karya layar lebar. Being John Malkovich yang belum saya tonton, Adaptation yang menelusuri petualangan si kembar Nicholas Cage menemukan bunga anggrek mematikan, Where The Wild Things Are yang harus saya tonton 2 kali sampai akhirnya saya paham apa tujuannya menciptakan monster-monster lucu itu. Dan kini Spike Jonze yang bertindak sebagai sutradara dan screenwriter menelurkan sebuah kisah romansa unik dengan judul Her yang telah memenangkan Golden Globe Award untuk kategori Best Original Screenplay.

 Didunia masa depan (atau saya lebih menganggapnya saat ini) teknologi dan manusia sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam interaksi sosial sehari-hari. Jadi jangan heran ketika melihat banyak orang terlihat sedang berbicara sendiri karena sebenarnya mereka sedang berbicara dengan gadgetnya. Theodore Twombly adalah seorang pegawai di perusahaan penulis surat bernama beautifulhandwrittenletters.com yang baru saja diputuskan oleh Catherine, pacarnya. Suatu hari Theodore membeli sebuah operating system (semacam Siri) bernama Samanthaa untuk menemaninya juga membantu mengerjakan tugasnya. Lama-kelamaan fungsi Samantha sebagai artificial intelligence tergerus oleh berbagai macam curahan hati Theodore yang jatuh hati kepadanya.

"Your past is just a story you tell yourself." Theodore Twombly

Film yang mempunyai tagline ‘Spike Jonze Love Story’ ini memang benar-benar terasa personal sebagai sebuah kisah cinta dari Spike Jonze. Sedikit menyindir secara halus kepada manusia-manusia berstatus single (seperti saya). Apa jadinya kalau kita tidak bisa move on dari pasangan atau mantan atau crush kita kemudian harus menjalin hubungan dengan sebuah operating system yang kita saja tidak mengenalinya dan tidak bisa melihat wujud fisiknya selain suara yang keluar dari earphone atau speaker gadget kita.

Joaquin Phoenix yang memerankan Theodore telah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai manusia malang yang belum mengerti apa artinya cinta sebelum membeli Samantha. Lihat saja perempuan-perempuan yang ada disekitarnya yang saya harus sebut satu per satu. Rooney Mara, Olivia Wilde, Amy Adams adalah korban dari Theodore yang belum siap untuk menjalin sebuah hubungan cinta yang memiliki komitmen kuat untuk melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius.

"Falling in love is a crazy thing to do. It's kind of like a form of socially acceptable insanity." Amy

Dan saya harus setuju pada beberapa forum di dunia maya yang menjagokan atau berharap Scarlett Johansson sebagai pengisi suara Samantha untuk setidaknya mendapat nominasi  Best Actress in a supporting role walaupun disepanjang film kita hanya akan mendengarkan suaranya saja.  Dibalik suaranya yang seductive itu, karakter Samantha yang ia perankan adalah artificial intelligence yang tidak hanya sebagai sebuah operating system tapi juga ingin memiliki sebuah perasaan dan wujud layaknya manusia biasa. Dan ada satu momen menarik dimana Theodore dan Samantha meleburkan semua perasaan mereka dalam satu malam yang ajaib lewat sebuah hubungan seks yang saya sebut sebagai ‘Digital Sex.’ Dan Spike Jonze dengan cerdasnya mengeksekusi adegan tersebut dengan total blackout  jadi anda hanya akan mendengarkan desahan-desahan yang sangat intim antara keduanya.

Her adalah kisah seorang Theodore Twombly belajar mengenai cinta yang anehnya ia lakukan dengan sebuah perangkat komputer canggih bernama Samantha yang diisi dengan beragam track yang  ear catchy termasuk duet mereka berdua menyanyikan The Moon Song yang mungkin duet terbaik tahun 2013 lalu. Sungguh Her adalah kisah cinta yang unik yang sebenarnya menyedihkan.


“As much as I want to, I can’t live in your book anymore.” Samantha




No comments:

Post a Comment