Saturday, January 11, 2014

Review: Short Term 12 (2013)


Short Term 12 bukanlah jenis-jenis film blockbuster yang akan mengiburmu dengan jajaran cast mentereng, joke-joke liburan musim panas atau penuh dengan ledakan seperti layaknya film-film Michael Bay. Lebih tepatnya Short Term 12 adalah film yang jauh dari pantauan radar kalangan pecinta film Hollywood. Kalau saja anda tidak menonton 21 Jump Street 2 tahun yang lalu atau drama jurnalistik channel HBO, The Newsroom mungkin anda sangat asing dengan nama-nama seperti Brie Larson atau John Gallagher Jr.

Jadi disini ada Grace, gadis supervisor ditemani dengan pasangannya Mason dalam Short Term 12, sebuah foster-care facility untuk menangani anak-anak yang mempunyai masalah dengan tempramen mereka yang akan meledak-ledak hebat sedikit saja kita picu pemantiknya. Kemudian datanglah Jayden, gadis ABG yang mempunyai masalah dengan ayahnya yang nantinya akan menjadi sebuah pengaruh untuk Grace.


Dibawah arahan Destin Daniel Cretton, Short Term 12 adalah sebuah sajian hangat tentang anak-anak yang super sensitif ini dikendalikan emosinya oleh tangan-tangan yang berpengalaman yang uniknya beberapa dari mereka selisih umurnya tidak jauh berbeda. Hal inilah yang menjadi pembeda karena anda akan dapat merasakan interaksi antara ‘guru dan murid’ layaknya obrolan antar teman dekat. Destin juga pandai sekali memainkan emosi penontonnya dengan membawa anda tersenyum lewat obrolan-obrolan antar karakternya atau permainan-permainan yang anak-anak mainkan. Namun seketika itu pula Destin akan membanting anda kedalam lubang kesedihan lewat cerita ‘Hiu dan Gurita’ yang dibawakan dengan sangat baik oleh Kaitlyn Dever, pemeran Jayden.

Dan saya juga tidak tahu ini kebetulan atau memang takdir karena mulai dari The Way Way Back, The Kings of Summer, The Spectacular Now sampai Short Term 12 karakter-karakter sentral didalamnya memiliki masalah yang sama. Mereka sama-sama mempunyai father issue . Hanya yang membedakan Short Term 12 dengan yang lainnya adalah karakter-karakter didalamnya memproses semua masalah yang yang mereka hadapi melalui semacam lembaga konseling dengan berbagi cerita dengan teman-teman mereka tanpa harus terkesan menggurui.


Mungkin ini adalah peran terbaik seorang Brie Larson sepanjang karirnya sebaga aktris. Memerankan karakter Grace yang menjadi seorang supervisor dan harus berhadapan langsung dengan anak-anak ‘pemarah’itu telah dijalankannya dengan sangat baik. Dibalik pembawaan karakternya yang tenang dalam merespon segala kemarahan anak-anak tersebut, Grace sebenarnya mempunyai masalahnya sendiri seperti tengah mengandung seorang bayi hasil hubungannya dengan Mason dan juga ayahnya yang akan keluar dari penjara. Dan bersiap-siaplah menantikan ledakan emosinya ketika mengetahui Jayden telah dikembalikan kepada ayahnya.

Short Term 12 adalah kejutan yang menyenangkan ditengah film-film berbudget besar Hollywood dengan temanya yang menyorot masalah keluarga yang rumit lewat anak-anak yang tak kuasa menahan tempramennya itu. Ditambah dengan candaan-canddan yang begitu heartwarming dan pemilihan tone warna yang ‘hangat’, saya tidak begitu terkejut melihat perolehan piala yang digondol Destin sampai saat ini mencapai angka 21. Baik itu Best film atau atas performa luar biasa Brie Larson.



No comments:

Post a Comment