Monday, January 27, 2014

Review: Dexter Season 8 (2013)


Tamat sudah perjalanan serial killer paling lovable didunia pertelevisian ini. Hampir 9 tahun atau 8 musim saya mengikuti serial ini dari tahun 2011 lalu. Bagi yang belum tahu apa cerita dari serial ini saya beri garis besarnya saja. Dexter Morgan adalah salah satu anggota kepolisian Miami Metro bersama dengan adik perempuannya bernama Debra Morgan. Satu yang tidak diketahui oleh rekan-rekannya di kepolisian adalah Dexter adalah seorang psikopat kejam dengan killing code yang unik dan mengeksekusinya dengan cara yang dramatis. Di Final Season ini Dexter berhadapan dengan serial killer sadis dengan julukan 'The Brain Surgeon.'

"We all make rules for ourselves. It's these rules that helps define who we are. So when we break those rules, we risk losing ourselves and becoming something unknown. Who is Deb now? Who am I? Is this a new beginning, or the beginning of the end?" Dexter Morgan


Oke dari seluruh final season serial televisi yang pernah saya tonton, mungkin ini yang paling mengecewakan. Para penulis seolah keteteran mengenai cerita-cerita apa saja yang akan dimasukkan ke dalam 12 episode terakhirnya, semua berakhir anti-klimaks. Terlalu banyak yang ingin dituangkan penulis ke dalam setiap episodenya seperti hubungan asmara Debra Morgan dengan detektif Quinn, Vincent Masuka yang tiba-tiba mempunyai anak ABG yang came out of nowhere, kembalinya Hannah McKay, Dexter yang menjadi seorang serial killer 'pendidik', serta twist siapa sebenarnya The Brain Surgeon yang sangat dipaksakan. Semua plot tadi tidak dieksekusi dengan baik dan di episode series finale nya bahkan tidak dimasukkkan/diselesaikan. Satu yang postif dari final season ini adalah hubungan kakak-beradik dengan kompleksitas yang sangat tinggi (kalau tidak percaya tonton sendiri) antara Dexter dan Debra yang diakhiri dengan pantas dan layak oleh tim penulis. Juga serial Dexter yang terkenal dengan adegan 'gore'nya bahkan tidak ada satupun scene gore yang dimasukkan pada finalenya. Jadi final season ini buat saya tidak ada gregetnya. Sayang sekali saya mengharapkan sebuah konklusi hebat tapi akhirnya malah dikecewakan.


"I destroy everyone I love. But I can't that happen to Hannah, to Harrison. I have to protect them from me." Dexter Morgan

Kalau disuruh memilih dari 8 season Dexter mana yang terbaik, tanpa pikir panjang saya akan memilih Season 4 dengan villain Trinity Killer didalamnya.

"I used to live my life at night in the shadow of my dark passenger. I lived in shadows so long until the dark became my world, but over time the people in my life flipped on a light. At first I was blinded, it was so bright, but over the years my eyes adjusted and I could see and now what’s in focus is my future, bright, brighter than it’s ever been." Dexter Morgan

"If you can channel your urges, why can't you control it?" Debra Morgan

(Picture source: Entertainment Weekly)

2 comments:

  1. Setuju sekali.. episode penutupnya sangat mengecewakan :(

    ReplyDelete
  2. Sempat kecewa di season 3 (yang ada Miguel Prado) yang ngebosenin, tapi justru di season 4 (The Trinity Killer) yang menurut gue yang paling bagus. Berharap semoga seterusnya makin bagus. Tapi kenapa justru yang paling mengecewakannya itu di season akhir. Banyak konflik, banyak plot baru, hampir semua antiklimaks, mengecewakan. Jadi berpikir justru lebih baik diakhirkan saja sekalian di season 4.
    Setuju dengan reviewnya!

    ReplyDelete