Sunday, December 22, 2013

Review: The Great Beauty (2013)


Kita adalah konsumen film Hollywood tingkat berat. Apapun genrenya, pasti tidak akan jauh-jauh dari produksi Amerika. Dan pasti langsung menjadi pembicaraan anda dengan rekan-rekan “eh, film ini bagus lho katanya blablabla, nonton yuk.” Saya tidak sepenuhnya menyalahkan anda karena memang Hollywood memang lebih menarik dalam hal packaging dan aktris maupun aktor yang dikenal dibelahan dunia manapun. Tapi sesekali tantanglah diri anda sendiri untuk menonton film dari belahan dunia selain Amerika. Produksi Italia, The Great Beauty contohnya.


"The most important thing I discovered a few days after turning 65 is that i can't waste any more time doing things I don't want to do." Jep Gambardella

Berkisah tentang Jep Gambardella, seorang jurnalis terkenal Italia yang telah berhasil menulis sebuah novel berjudul ‘The Human Apparatus’ yang menjadi buah karya satu-satunya dan dinobatkan menjadi sebuah mahakarya di Italia sana. Kini setelah menikmati seluruh keberhasilannya dan baru saja merayakan usianya yang menginjak 65 tahun, para koleganya mulai mempertanyakan kapan Gambardella akan menulis lagi.

Percayalah ini pertama kalinya saya mendengar nama sutradara Paolo Sorrentino ataupun Aktor Toni Servillo. Toh, meskipun nama meraka masih asing ditelinga saya, apa yang mereka hasilkan adalah sebuah karya klasik yang absurd dengan balutan cinematografi yang cantik. Anda yang tidak betah menonton drama yang nyaris tanpa konflik ini, mungkin segera tertidur karena memang pacenya yang tidak seenerjik ‘La Colita’ pada pembukaannya.

"Many think that a funeral is a forturitous event, without any rules. That's not true. a funeral is a high-society event par excellence. You must never forget that at a funeral you are appearing on stage. You must patiently wait for the relatives to disperse. Once you are sure that all the guests are seated only at that point, may you offer your condolences to the family. You whisper something to them, a comforting phrase, said with authority. One must never cry at a funeral. You must never steal the show fromthe family's sorrow. Because it is immoral." Jep Gambardella

Ini adalah perjalanan seorang Jep Gambardella mencari ‘Keindahan yang agung’ ditengah glamornya pesta-pesta di Italia, ditengah dukanya ketika ditinggalkan oleh rekan sejawatnya sampai kekasihnya, ditengah relijiusnya masayarakat Italia dengan latar belakang kota Roma yang berhasil divisualisasikan secara cantik oleh Luca Bigazzi, demi sebuah motivasi. Motivasi untuk menghasilkan sebuah karya kembali.

The Great Beauty telah memenangkan berbagai macam penghargaan mulai dari Best Film, Best Director, Best Actor dan Best Cinematography. Dan rasanya memang pantas melihat apa yang telah mereka presentesikan memang demikian adanya meskipun ada beberapa bagian yang mungkin anda tidak mengerti terkait masalah budaya Italia-nya. Itupun tidak sampai mengganggu anda untuk menikmatinya. Bravo!

"This is how it always ends. With death. But first there was life. Hidden beneath the blah, blah, blah. It is all settled beneath the chitter chatter and the noise. Silence and moment. Emotion and fear. The haggard, inconstant flashes of beauty. and then the wretched squalor and miserable humanity. All buried under the cover of the embarrassment of being in the world. Beyond there is what lies beyond. I don't deal with lies beyond." Jep Gambardella




No comments:

Post a Comment