Monday, December 30, 2013

Review: Stories We Tell (2013)

 

Individu mana yang rela masalah-masalah keluarganya yang termasuk urusan pribadi didokumentasikan dalam bentuk film kemudian ditonton oleh masyarakat luas? Saya rasa anda akan menjawab dengan tegas pasti tidak ada. Tapi nyatanya ada seseorang bernama Sarah Polley yang mengambil langkah berani ini dengan mendokumentasikan 'isi' keluarganya sepeningggal ibunya saat dia masih berusia 11 tahun.


"I hope that you'll explain to me sometime, what all this is you're trying to do." Michael Polley

Melibatkan seluruh anggota keluarganya mulai dari ayahnya Michael Polley hingga saudara-saudaranya dari pernikahan pertama ibunya dengan keluarga Gulkin. Sarah Polley menyoroti bagaiman kehidupan pernikahan ibunya sampai beliau meninggal melalui interview-interviewnya terhadap masing-masing anggota keluarga yang kemudian dinarasikan oleh Michael Polley.

Sarah memulai semuanya secara perlahan. Menggambarkan sosok ibunya seperti yang diutarakan para intervieweenya bahwa Diane Polley, adalah seorang wanita periang yang sangat sulit dicari cela kesedihannya. Bergeser ke pertengahan dokumenter yang tayang perdana di Venice International Film Festival ini sedikit berubah ke arah interogasi ketika Sarah menanyakan apakah ibunya itu pernah melakukan selingkuh. Ini bagian yang saya suka, ketika anda masih terkaget-kaget mengetahui bahwa Diane adalah bukan sosok wanita murah senyum yang anda bayangkan, sesegara mungkin Sarah akan memberimu kejutan yang 'You never saw it coming' tanpa harus kehilangan sentuhan obrolan-obrolan hangat khas keluarga.

"What are you. Some kind of sadistic interviewer?" Michael Polley

Tipe-tipe karya dokumenter adalah bagaimana menggabungkan beragam wawancara dengan footage-footage aslinya sehingga membuat anda yang menyaksikan memercayai apa yang ingin disampaikan sang sutradara. Uniknya disini Sarah memilih menggunakan cast-cast lain untuk memerankan keluarganya termasuk sang ibu pada saat ia kecil kemudian membungkusnya dengan kamera Super 8 sehingga adegan-adegan yang dishoot terlihat seperti footage asli yang diambil pada jaman itu. Hasilnya berhasil membuat saya tertipu kalau itu benar-benar hasil dokumentasi asli.

Dengan penggunaan soundtrack-soundtrack sederhana seperti Skinny Love-nya Bon Iver pada momen-momen yang tepat, Stories We Tell bukan hanya sekedar dokumenter hangat tentang seorang ibu yang anda sayangi tapi juga memberikan sebuah pertanyaan kecil dalam hati anda bagaimana jika ibu yang anda miliki sekarang bukanlah orang yang seperti anda bayangkan. Semuanya dijawab dan ditutup dengan manis oleh Sarah dan Michael Polley.

"And it's awful to be in a relationship where one person loves the other much more than the other person loves them. But hopefully it's close and hopefully it goes up and down a little bit. It seems to me you never can both equally love each other the same amount. It's unfortunate, but it's just sort of a fact of life." Harry Gulkin


No comments:

Post a Comment