Friday, January 31, 2014

Review: The Hunt (2012)


Sejatinya The Hunt sudah dirilis di negeri asalnya, Denmark pada tahun 2012 lalu. Tapi baru menjadi perbincangan tahun 2013 dan kini menjadi salah satu nominasi Oscar dalam kategori Best Foreign Pictures. The Hunt dibintangi oleh aktor kawakan asal Denmark, Mads Mikkelsen yang sempat menjadi villain James Bond dalam Casino Royale serta berhasil menghapus secara perlahan bayang-bayang Sir Anthony Hopkins melalui perannya sebagai Dr. Hannibal Lecter dalam serial NBC, Hannibal.

Dalam The Hunt, Mads Mikkelsen berperan sebagai Lucas, satu-satunya guru laki-laki di TK tempat dia mengajar. Bisa dibilang Lucas adalah guru favorit di TK tersebut karena kedekatannya dengan anak-anak. Suatu hari Klara, salah satu murid Lucas membuat pengakuan mengagetkan kepada kepala sekolah. Klara mengaku telah melihat (maaf) alat vital Lucas dan memegangnya. Tak pelak hal ini membuat kaget sang kepala sekolah yang memaksa Lucas harus dipecat. Bertambah parah ketika berita ini menyebar ke seluruh orangtua murid dan anaknya sendiri.

"Hi, Klara." Lucas

Saya sempat berpikir ketika membaca sinopsisnya saja. “premis sederhana seperti ini kok bisa sampai masuk nominasi Oscar ya?” Sederhana karena konfliknya hanya dipicu satu-dua kata dari gadis TK manis yang kita tahu sendiri perkataan anak kecil itu sangat polos dan sangat jujur. Namun kudos untuk 2 penulisnya Thomas Vintenberg & Tobias Lindholm yang berhasil membuat premis sederhana tersebut menjadi sebuah sajian yang mengacak-acak kestabilan emosi anda.

Thomas Vinterberg memulainya dengan sangat hangat, sehangat candaan Lucas dan teman-temannya ketika bertaruh siapa yang pertama akan menjatuhkan diri ke dalam danau dingin itu. Namunnya tensinya seketika meningkat ketika pengakuan itu muncul. Meningkat disini bukan berarti anda akan diajak menebak-nebak apakah benar Lucas melakukan hal bejat tersebut, namun lebih kepada bagaimana piawainya tim penulis mengobrak-abrik emosi anda melalui jalan ceritanya yang terus akan membuat anda greget sepanjang film berjalan.

"The world is full of evil but if we hold on to each other, it goes away." Theo

Jalan cerita tersebut tentunya tidak akan menjadi apa-apa bila tidak didukung dengan penampilan kuat Mads Mikkelsen yang sukses melebur menjadi seorang guru TK yang sangat tabah. Bagaimana tidak tabah, lihat saja masalah-masalah yang terus diterimanya mulai dari fitnah tidak berdasar seorang anak TK sampai efek fitnah tersebut sehingga Lucas harus dikucilkan dari tempat tinggal sampai sahabatnya sendiri yang akhirnya Lucas sendiri tak kuasa menahan diri hingga melabrak sahabatnya Theo di sebuah gereja. Hal ini lah yang berhasil menggugah rasa simpati saya terhadap Lucas disamping benar tidaknya dia melakukan hal tersebut.

Ada sedikit kelemahan dari The Hunt adalah bagian menuju endingnya yang saya pikir Thomas Vinterberg dapat mengerjakannya lebih baik daripada itu. Namun hal itu tak melepaskan The Hunt sebagai presentasi kuat tentang bagaimana pengaruh kebohongan yang menyebar dapat mempengaruhi pribadi seseorang. Dan saya belum pernah sejengkel ini kepada anak-anak terlebih lagi dengan Klara yang manis itu.

"I want a word with Theo. Look into my eyes. Look me in the eyes. What do you see? Do you see anything? Nothing. There's nothing. There's nothing. You leave me alone now. You leave me alone now, Theo. Then I'll go. Thank you." Lucas

2 comments:

  1. Nice review. Selain karena emosinya, gw rasa film ini keren karena netral dari awal sampai akhir, tidak nge-judge siapa yang salah dan siapa yang benar. Jadi terlihat genuine dan murni.

    Already put you in my blogroll :)

    ReplyDelete